Minggu, 17 November 2019

Puisi






Di bawah Kaki Kelud

Meski sendiri aku duduk di sini, di bawah kaki gunung kelud yang konon penuh cerita misteri,
suatu hari sang Lembu Sura meminang perempuan cantik Dewi Kili Suci putri Jenggolo Manik

Namun sayang sungguh disayang sang puteri enggang menerima, ribuan prajurit menimbun sang Lembu Sura dengan tanah dan batu dengan titah Jenggolo Manik

Tak terima Lembu Sura ucapkan sepatan "Yoh Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latarm lan Tulungagung dadi kedung"
Da aku bukanlah seorang pembenci ataupun pendengki yang tak puas akan jawaban kenyataan hidup ini

Aku pencari bahagia diantara rajutan-rajutan bahagia yang disuguhkan penggenggam bumi
Meski senja telah nampak di ufuk barat, dan purnama samar-samar mengintip di sebelahnya, lalu Kelud merubah warna menjadi abu-abu, hawa dingin menggigit kulit.

Dan jalan beraspal telah sepi, sedangkan aku lihat di sana, ya di sebelah utara awan putih dipadu jingga telah tumpang tindih membentuk lapisan-lapisan indah yang memikat mata.

Gerbang kawah gunung yang telah kau tutup rapat, aku tetap menjengukmu, melihat raut wajahmu yang indah, di bawah langit sore. Mengagumimu, itu adalah jawabanku,meski tubuh menggigil, akjduduk di bawah, di antara lembah itu di atas belahan bambu rapuh.

Karena ku tahu kau adalah bentuk Kekuasaan Tuhan yang telah memberikan napas kehidupan pada semua manusia. Pencipta hati juga rasa, Penerbit matahri, bulan dan bintang, alam seisinya.
KELUD
Kediri, 9 Nopember 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi