Kamis, 04 Mei 2017

RABINDRANATH TAGORE

                       
               RABINDRANATH TAGORE

                  - Sebuah Pengantar Kritis -


Rabindranat Tagore, seorang sosok fenomental mendunia melalui adikarya dan pemikirannya yang monumental. Citra manusia universal yang membangun ideologinya melalui nilai-nilai tradisional. Penentang imperealisme Barat abat 19, serta penggagas perjodohan Timur dan Barat, seorang Gurudewa dan humanis sejati yang syair-syairnya syarat seruan lembut cinta kemanusiaan dan kedamaian.

Gandhi menjulukinya "the Great Santinel", Prototipe sastrawan India paresellance yang kata-katanya sarat dengan aroma spiritual dan mistisme yang dalam. Dia layak disejajarkan dengan penulis-penulis besar lainnya. Banyak yang menyebutnya sebagai Goethe dari India, sebagian menempatkannya sebagai kutub perjumpaan Shakespear, Goethe dan Voltaire. D.S Sarma menjulukinya sebagai "Leonardo da Vinci Renaissance India". Hadiah Nobel Kesusatraan diperolehnya tahun 1913 lewat mahakaryanya Gitanyali; the Song of Offering.

Kelahirannya

Bungsu dari tujuh putra dan anak ke-14 dari Maharshi Debendranath itu bernama Rabindranat Tagore, lahir dari kultur keluarga yang kaya dan aristokerat tanggal 6 Mei 1861 di jantung kota Kalkuta Joransko. Dan di Kalkuta pula dia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1941.

Tahun 1875 tulisan-tulisan Tagore sudah banyak dicetak dalam bentuk puisi. Sekitar 7000 baris sajak berhasil ia tulis saat usia 18 tahun. Sama sepertiShakespeare ia memanfaatkan segala sesuatu yang berhsil singgah di benaknya.

Menikah dengan Mrinalini seorang gadis berusia sepuluh tahun dan nyaris sedikit buta huruf tahun 1883. Baginya menikah adalah sebuah penawar untuk melanjutkan lirik, naskah drama, cerita novel, cerita essay. Kemashurannya semakin menjadi, kepiawaiannya seorang pemimpi, sang penyair, sang pencipta melodi, penyulam khayalan, berhasil melaksanakan tugas dari ayahnya.

Gitanyali, adalah sekumpulan lirik atau prosa yang terlahir dari sebuah peristiwa yang membuat dia berduka, dikala dia mendengar panggilan Sang Maha Agung, catatan suci Sang Peniup Seruling, Sang Penyair Alam dan Manusia yang mulai merindukan Tuhan. Dia kehilangan istri dan dua anak (seorang putri dan seorang putra). Namun dia tidak mau mengotori lautan Dewa Keindahan dengan duka cita pribadi. Dan puisi adalah menjadi bahasa komunikasi yang tinggi bagi dirinya serta dia tulis dalam bahasa Bengali. 

Tahun 1912, bulan Nopember Tagore menerjemahkan prosanya ke dalam bahasa Inggris. Dan tahun 1913 dia mendapatkan penganugerahan Nobel di bidang satra. Tahun 1920 dia mendirikan Universitas Wiswabharati di Santiniketan, serta berkelilng dari negara Timur sampai Barat untuk mengumpulkan dana sekaligus mengangkat harkat India dimana-mana. Dengan berjalannya waktu dia tidak menerima dengan adanya ketidakadilan politik dan ketiakadilan lainnya.

Ini adalah salah satu reaksi Tagore sebagai seorang penyair terhadap tragedi Jallianwalah Bagh, ceritannya kepada Maitraiya Dewi:

       "... Kini aku bisa mengingat betapa berat dan tak tertangguhkannya penderitaan yang aku rasakan. Aku tak habis pikir - apa memang apa memang tidak ada jalan keluar?-tidak ada obat penawar? Apakah kita tidak bisa memberikan jawaban apa pun? Apa kita tidak bisa melakukan apa-apa? Jika kita harus menahannya semua ini, rasanya tidak mungkin menjalani hidup. Maka aku menulis surat itu(kembali ke masa mudanya) malam itu. Aku membutuhkan waktu sampai jam enam pagi, abru sesudah itu tidur ... Tetap membisu, sementara protes bergejolak dalam hati, karena diam memang bijak; dan hanya berbicara pada saat yang tepat - itu bukan caraku."

Jenius dan Brilian

Pria ini lebih agung dari karyanya, sekali pun kita bisa mendekatinya hanya lewat sejumlah karya-karyanya. Kita dibuat takjub oleh si-Jenius Brilian ini ujar Buddhewa Bose 'Kendala besar dalam memberikan apresiasi yang tepat terhadap Tagore  adalah bahwa dia banyak menulis, tak tertandingi berlimpah dan beraneka ragam bisa dibandingkan dengan karya Goethe."

Ketika Tagore menulis drama, novel, cerpen, sang penyeru bidang politik, filsafat, pendidikan, sang penyair tidak bisa mengatur kecepatan maupun nadanya, membuat puisi itu menjadi elan, sang jiwa yang lainnya tak lebih menjadi penampilan permukaan. Rabindranat adalah jiwanya, Tagore adalah kerangkanya. 

Rabindranat adalah sang penyair, si anak abadi, mahluk intuisi dan ketakjuban yang tidak pernah tua, dia adalah perupa keindahan penyanyi lagu-lagu dan pemberi cinta dan kehidupan. Tagore juga seorang kepala rumah tangga, pejuang, internasionalis, dan humanis yang agung.

Karyanya

Tagore memang tidak salah disebut sang Jenius dan Brilian, disamping penulis puisi, dia juga penulis cerpen, novel serta naskah drama.

Karya-karyanya antara lain:
1.   Gitanyali; kumpulan puisi dalam bahasa Bengali yang digambarkan sebagai "Lagu Sesembahan." 
      didalamnaya termasuk gubahan-gubahan dari kumpulan puisi Naiwedya, Kheya, Gitismalaya. 
      Gitanyali disebut sebagai "pernmata puisi religius bahasa Inggris" oleh orang barat. Pada         
      penerbitan   pertama tampak pada baris awal mempunyai kekuatan mengucapkan hati; "Engkau           telah membuatku abadi, demikianlah kesenangan-Mu."
      Ada yang menarik dalam kumpulan puisi ini yang berjudul "Reminiscences"
      "Tapi apakah seseorang penulis puisi untuk menjelaskan sesuatu? Sesuatu terasa dalam hati dan        berusaha keluar untuk mencari bentuknya dalam puisi."
      Misalkan apakah artinya 'aroma' sekuntum bunga? Mungkin seseorang akan berkkata, "aroma itu       adalah kebahagiaan universal yang terwujud dalam bunga?' tapi puisi ditulis dalam kata-kata, dan       kata-kata dianggap memiliki makna. Itulah sebabnya penulis harus mengolahnya dalm metrum 
      dan bait", sehingga makna bisda disamarkan dan perasaan memiliki kesempatan untuk 
      mengekspresikan dirinya.

2.  The Gardener, The Crescen Moon; terbit tahun 1913 yang merupakan puisi dari terjemahan lagu- 
     lagu yang ditulis Tagore sebelum Gitanyali. Karya ini lahir karena rasa duka Tagore yang 
     mendalam kehilangan anak dan istrinya. The Crescen Moon mengajak kita masuk ke dalam 
     rahasia kehidupan anak yang penuh khayalan, humor, derma dan kebijaksanaan primordial.
     Ini yang saya suka; "Mereka meronta dan berkelahi, mereka gamang dan putus asa, tak ada akhir 
                                 bagi perselisihan mereka".
                                "Biarkan hidupmu hadir di antara mereka bagaikan nyala cahaya, anakku, tanpa 
                                  kerlap-kerlip dan murni, dan menyenangkan mereka dalam keheningan...
                                 Biarkan mereka melihat wajahmu, anakku, sehingga tahu makna segala hal; 
                                 biarkan mereka mengasihimu dan akhirnya saling mengasihi.

3.  Fruit, Gathering, Lover's Gift and Crosing, adalah naskah puisi.

4.  The Child, puisi panjang terjemahan bahasa Inggris lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Bengali. 
     Puisi ini terbagi dalam 10 bagian. Ada yang menarik juga saya cuplik sedikit 
          "Adimanusia yang kelahirannya di dunia ini memenuhi makna kehidupan sementara ...yang 
           kedatangannya telah dinantikan bumi selama berabad-abad.'

5.  The Fuigitive and Other Poems adalah puisi yang menjadi jalan pembuka bagi Tagore untuk 
     menuju dunia drama.

6.  Citra adalah naskah drama yang paling menarik dari naskah drama lainnya, menurut Krishna 
     Kripalani ini adalah drama yang tanpa cacat. Drama paling indah kata Edward Thomson, dan kata 
     Masti Venkatesa Iyengar naskah ini sangat indah."

7.  The King of The Dark Chamber, naskah drama tentang pengembaraan jiwa dalam berbagai 
     usahanya untuk mengenal Tuhan

8.  The Post Office, juga naskah drama, petualangan bersama Tuhan membuat manusia sembuh jiwa 
     raga.

9.  Muktha-Dara (1922), Red Oleanders (1924), Natir Puja (1926), naskah drama.

10.  Cerita Pendek, tagore menulisnya pada dekade 1890 dan merupakan penulis cerpen terbaik. 
       Hampir 100 cerita ditulis Tagore dalam antologi bahasa Inggris, misalnya; Glimpses of Bengal 
       Life (1913), Tehe Hunry Stones (1916), Masbi (1918), Broken Ties (1925), The Parrot's Training        (1944), dan The Runaway (1959).

11.  Novel, dari puluhan novel Tagore yang "Choker Bali" adalah pencapaian pertamanya. Novel 
      lainnya antara lain, Naukhaduni (1905), Sesber Kavita (1929), Jogajog (1930). Gora (1910) 
      adalah       karya fiksi Tagoore yang paling ambisius.

12.  The Home and The World (1916), Four Chapters (1934), novel politik.


Teramat jelas sekali bahwa Tagore adalah pemegang perana penting dalam renaissans India. Tagore hadir sebagai seorang penyelaras dan berusaha membangun jembatan pemahaman yang bertahan lama antara manusia dengan alam, manusia dan mesin, manusia dan Tuhan.


Oleh; Nur Zaidah





















1 komentar:

  1. Keren sekali, Tagore ><

    Inspiratif! Usia 18 tahun sudah 7000 baris sajak.

    Yuk, yuk! Ikutan nulis, ngumpulin karya, dijadikan buku. Syukur-syukur dapat Nobel juga ♡♡

    BalasHapus

Puisi