Puisi-puisi
Tentang embun pagi
Sudah sekian purnama aku mencoba meraih tanganmu
Engkau pun menyambut kehadiranku dengan senyuman itu
Namun jejari tanganmu tiada sampai merengkuh jejariku
Laksana setitik embun pagi jatuh di dedaunan srikaya
Berusaha menyatu dengan pori-pori kulitnya
Namun sang bayu setiap saat mengembuskan semilirnya
Hingga dedaunan tiada mampu memeluk butiran embun pagi itu
Jatuhlah ia ke tanah
Namun bukannya tiada manfaat bagi bumi
Kehadirannya
Menumbuhkan berjuta tunas yang lama menantikan tetesan air hujan
Kelopak bunga menguncup, mekarlah ia
Mewangi melingkupi cakrawala bumi
Tanah yang semula kerontang
Lembablah kulit ari basahi perut bumi
#nurcahaya
Jombang, 17 Nopember 2016
#embunpagi
#air
Tentang embun pagi
Sudah sekian purnama aku mencoba meraih tanganmu
Engkau pun menyambut kehadiranku dengan senyuman itu
Namun jejari tanganmu tiada sampai merengkuh jejariku
Laksana setitik embun pagi jatuh di dedaunan srikaya
Berusaha menyatu dengan pori-pori kulitnya
Namun sang bayu setiap saat mengembuskan semilirnya
Hingga dedaunan tiada mampu memeluk butiran embun pagi itu
Jatuhlah ia ke tanah
Namun bukannya tiada manfaat bagi bumi
Kehadirannya
Menumbuhkan berjuta tunas yang lama menantikan tetesan air hujan
Kelopak bunga menguncup, mekarlah ia
Mewangi melingkupi cakrawala bumi
Tanah yang semula kerontang
Lembablah kulit ari basahi perut bumi
#nurcahaya
Jombang, 17 Nopember 2016
#embunpagi
#air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar